Selasa, 15 Desember 2015

Nemu Cinta di Pengajian


Nemu Cinta di Pengajian

Pengajian selesai
Para tamu undangan telah pulang, sering itu aku dan kawan-kawan panitia lain berkumpul untuk membersihkan lokasi, meski nggak semua anak tetap disitu karna anak-anak yang masih abg itu udah capek mungkin. Aku terheran dengan dua pemuda yang tetap disitu hingga kami bersih-bersihpun dia masih disitu, aku nyaris nanya ama anak-anak yang lain.
 “eh itu siapa sih yang pake batik?” tanyaku kepo
“kenapa? Naksir lu??” terheran aku digituin makin kepo deh akunya, endingnya aku dikasih tau sama kakak senior disana.
“mas itu siapa?”
“itu mas Wahyu dek, dia undangan dari kita dia orang Demak, kenapa?”
“ohh gitu, gpp mas Cuma nanya aja” aku gak puas malah makin heran aja kenapa dia bisa sampai kesini ternyata dia itu hanya tamu undangan pelopor pemuda dan aku liat orang itu cute banget nyaris naksir deh pokoknya hehe. Emang sih udah merhatiin orang itu banget dan pengen kenalan gitu tapi akunya malu dan gak brani hehe, tapi ada jalan sendiri dari Allah yang mempertemukan kita berdua hingga Kami berkkenalan tak senagaja.
“Dek kamu?” nunjuk akum akunya kaget, dpontan jawab deh.
“saya?”
“iya dek kamu J” sambil senyum masnya, haduh senyumnya ngelelehin hati banget deh
“kenapa ya mas?” tanyaku kepo
“kamu mau mau kuliah dek? Di univef?”
“iya mas kenapa?”
“punya kartu pendaftaran enggak? Bisa mas minta mungkin aja mas bisa bantu adek” Jleb banget akunya, kaget deh denger masnya bilang gitu.
Trus kita ngobrol-ngobrol gitu dan endingnya aku minta nomornya masnya dikasih deh. Waktu itu senengnya gak ketulungan deh guys nyampek-nyampek gak bisa tidur. Akunya ngarep bisa deket sama dia pokonya ngarep banget deh dan Alhamdulilah kita bisa deket J
Semakin lama semakin deket hingga akunya nyaman dan naksir sama doi nih guys dan ternyata dia punya rasa yang sama juga tapi aku ragu karna juga baru kenal belum ada sebulan juga masak uda jadian aku mikirnya ntar dianggep cewek apa byasalah parno.
Karna keparnoan gue yang gak bisa bikin tenang endingnya ngefek ma sikap gue deh hingga aku ngomong sama doi.
“Kenapa gak ungkapin langsung kalau bener serius mas?”
“Aku gak berani dek, kalau suruh ngomong langsung angkat tangan aku dek”
Huhh masnya gak asyik awalnya aku mikirnya dan nyempet mikir bahwa mungkin aku dimaenin nih, tapi rasa ini juga gak bisa dipendam lagi akunya bingung mau gimana, aku desak deh doi.
“Kenapa coba gak berani mas?”
“Soalnya gak pernah juga dek, kalau sama cewek mas angkat tangan dek”
“kok bisa sih mas? Kalau didepan audience bisa tu, pd banget malah tapi kenapa sama seorang cewek aja gak bisa?”
“ya tapi bener mas ngak berani dek”
“emb ya gak harus langsung deh mas, setidaknya aku denger suara mas”
“gimana dek?” aku sempet terbayang kalau dianya bo.ongin aku trus malah sempet mikir bahwa doi yang sebenernya itu bukan dia.
            Namun entah mengapa awalnya aku tidak percaya pun aku dapat seketika menjadi luluh dengan hanya perkataan itu darinya, entah aku terhipnotis atau aa, akhirnya aku menerima cinta dia.
            BEberapa bulan kemudian.
            Hubungan yang aalnya sangatlah manis namun ternyata, dijalan seperti ini. AKu yang awalnya sangat kagum dengan dia ternyata dia meninggalkanku seketika tanpa sebabdan alas an yang jelas.
            Tanpa ada kata perpisahan atau apa, dia menghilang dari hidupku begitu saja. Sakit yang aku rasa memanglah tak seberapa, namun harga diri ini hilang begitu rasa itu hilang. Serasa aku ingin membunuhnya, Tapi tak mengapa dibalik semua itu aku dapat menyimpulkan bahwa memang Tuhan itu adil, dan memang dia tak tercipta untuk diriku.

Salahkah bila aku mencintaimu


Salahkah bila aku Mencintaimu

Banyak orang bilang kalau masa-masa SMA itu masa yang paling indah. Katanya sih,masa SMA adalah masa dimana para remaja mencari jati diri, masa peralihan dari masa remaja menjadi dewasa, atau masa dimana seseorang mulai mengenal cinta. Hari ini, pagi ini aku resmi menjadi siswa SMA baru. Hari pertama MOS kali ini tidak begitu menarik menurutku. Tetapi hari-hari berikutnya aku merasa ada yang berbeda dengan kedatangan murid baru. Iya anak cowok yang telat masuk dari hari pertama. Menurutku sih anaknya biasa-biasa aja, anaknya tinggi, kulitnya kecoklat-coklatan. Apa yang spesial dengannya? Tapi yang membuat aku heran adalah rata-rata teman cewekku di kelas mengaguminya atau bahkan menyukainya. Benar-benar aneh. Memang sih aku akui wajahnya agak sedikit tampan, tapi... ah sudahlah ngapain aku mikirin dia? Nggak penting juga.
Seminggu kemudian pengumuman pembagian kelas baru diumumkan. Papan pengumumannya penuh dengan para siswa. Aku pun turut berdesakan melihat hasil pengumuman itu. Saat aku lihat satu persatu nama siswa yang ada di daftar, “Apa? Raka Adiputra sekelas denganku? Kok bisa gitu sih?” aku terkejut saat melihat nama anak itu ternyata sekelas sama aku. “Memangnya kenapa? Nggak suka ya?” aku pun sontak menoleh ke arah salah satu siswa disampingku. Betapa terkejutnya aku saat melihatnya, melihat ia berada di sebelahku & ia mendengar perkataanku tadi. Raka berada disebelahku saat itu. Aku tak bisa berkata apa-apa saat melihatnya. Aku hanya bisa bengong dihadapannya. Andai saja aku tak berkata begitu tadi, hal ini tak akan terjadi. Seketika itu aku langsung pergi meninggalkannya tapi Raka malah memanggilku & ia membuatku menghentikan langkahku, “Kenapa malah pergi? Ada apa dengan Raka Adiputra? Apa kau punya masalah dengannya?” tanyanya sambil ia berjalan mendekatiku. “Oh ehm nggak. Nggak ada apa-apa kok.” jawabku dengan sedikit gugup & aku pun pergi meninggalkannya.
Sudah 2 minggu ini aku sekelas dengan Raka. Rasanya dunia ini berjalan sangat cepat. Dulu waktu pertama kali ketemu, aku selalu nethink padanya. Tapi setelah mengenalnya, ternyata ia baik juga. Aku pikir Raka itu anaknya nggak asik, sombong tapi setelah aku lihat selama ini ternyata nggak juga. Semakin lama aku makin akrab dengannya, dengan Raka. Iya bisa dibilang aku dengan Raka cukup dekat. Tapi semua ini cuma sebagai teman karena Raka sendiri udah punya pacar. Iya meskipun begitu, tak masalah bukan? Selain itu, Raka sering menceritakan apapun. Entah itu saat ia mengalami masalah ataupun saat bahagia. Sejauh ini aku nggak nyangka dengan keadaanku sekarang. Yang awalnya benci dengan Raka, sekarang malah jadi teman. Takdir memang selalu memberikan kejutan bagi semua orang, tak terkecuali aku.
Namun akhir-akhir ini, Raka tak seperti biasanya. Ia sering murung tanpa alasan. Saat aku tanyakan mengapa ia murung, ia tetap diam saja. Apa yang sebenarnya terjadi padanya? Saat aku melihatnya di kantin sendirian, aku mencoba untuk menghampirinya & menanyakan apa yang tengah terjadi padanya. Saat aku duduk di dekatnya, aku tak tega melihatnya saat itu. Ia melamun sambil memandangi minuman dihadapannya itu. “Raka, kamu kenapa? Akhir-akhir ini aku liat kamu kok kamu sering melamun? Ada apa?” tanyaku penasaran. Tapi Raka tetap bungkam, ia tak mau menjawab perkataanku tadi. “Raka, kalau ada masalah cerita sama aku ya.” kataku. “Aku baru putus sama pacarku.” akhirnya Raka cerita juga. Tapi...apa yang dia bilang? Baru putus? Iya ampun aku pikir ada masalah serius dengannya. Raka, seorang cowok yang aku kenal selama ini, cowok yang selalu riang tapi bisa bersikap begitu setelah putus dari pacarnya? Aku benar-benar nggak nyangka. “Raka, kamu itu cowok. Kamu harus tegar dong. Masa’ gara-gara diputusin aja udah sering ngelamun kayak gini? Kamu itu jangan...” belum selesai aku bicara Raka langsung memotong ucapanku. “Kamu nggak tau apa-apa, Rara. Selama ini aku sangat menyayanginya.!” katanya. Aku tak percaya dengan apa yang aku hadapi saat ini. Aku mencoba menenangkannya tapi ia malah memarahiku. “Apa yang salah denganku, Raka? Aku cuma ingin membantumu. Sebenarnya aku nggak mau ikut campur masalahmu ini, tapi aku nggak tega ngeliat kamu terus-terusan murung kayak gini. Buat apa kamu masih mikirin dia yang telah menyakitimu?” mendengar perkataanku ini justru membuat Raka marah padaku, “Aku nggak mau dikasihani, apalagi sama seorang cewek seperti kamu! Sebelumnya, aku juga nggak minta kamu buat nasihatin aku, bukan?”
Apa aku tak salah dengar barusan? Raka berbicara seperti itu padaku? Apa yang ada di pikiranmu saat ini, Raka? kenapa kau bisa berkata seperti itu padaku? Rasanya ada gejolak dalam perasaanku ini. Aku berusaha menahan rasa marahku ini padanya, aku nggak nyangka Raka bisa berkata seperti itu padaku. Seketika itu aku langsung pergi meninggalkannya. Meninggalkannya sendiri dalam kesedihannya itu.
Semenjak kejadian itu, aku sama sekali belum berbicara apa-apa lagi padanya. Saat bertemu dia pun, aku memilih untuk diam padanya. Rasanya teman yang dulu aku kenal itu, teman yang selalu riang, selalu bersamaku. Kini ia telah menjauhiku. Aku benar-benar nggak ngerti apa yang ada di pikirannya saat ini. Menjauhiku? Apa itu jalan keluarnya, Raka? Lamunanku berhenti saat hpku bergetar saat itu. Kubuka hpku dan ternyata...
1 message from Raka. Seketika itu aku langsung membacanya. “Rara, aku minta maaf soal kejadian waktu itu di kantin. Gara-gara kejadian itu, hubungan pertemanan kita jadi renggang. Aku nggak tau kamu masih marah sama aku apa enggak. Yang jelas aku minta maaf padamu atas kelakuanku waktu itu. Sebagai rasa maafku, aku mau ngajak kamu makan nanti pas pulang sekolah. Kamu mau kan?”
Kumasukkan hpku ke dalam tas. Aku tak mau membalas pesan dari Raka. Aku tak tau apa yang ada dalam pikirannya saat ini. Iya meskipun ia telah meminta maaf padaku, tapi rasanya hati ini masih berat untuk memaafkannya. Aku pergi ke kantin untuk membeli makanan & aku pun pergi ke taman sekolah untuk menenangkan pikiranku. Melihat keindahan taman sekolah, sejenak dapat melupakanku akan masalahku dengan Raka. Tak lama kemudian teett..tett..teettt... bel masuk pelajaran terakhir telah berbunyi. Segera aku berjalan menuju kelas dengan wajah yang muram.
Sesampainya aku di kelas, kubuka hpku saat itu. Saat kubuka ada 10 pesan dari Raka & 3 misscall darinya. Isi smsnya sama. Meminta maaf padaku & mengajakku makan. Dengan berat hati aku langsung membalas pesan darinya :
“Iya, aku mau.”
Tanpa berpikir panjang aku langsung mengirim pesan itu. Tak perlu mengetik pesan panjang-panjang. Toh, dia pasti sudah mengerti kalau aku masih marah padanya.
Sepulang sekolah Raka menungguku di depan sekolah dengan sepeda motornya. Ia mengajakku ke kedai siomay kesukaanku yang letaknya tak jauh dari sekolah. Sesampainya disana, Raka langsung memesan 2 porsi siomay. Aku masih diam saat itu, seketika itu juga Raka langsung bertanya padaku, “Aku minta maaf Rara. Aku tau kamu masih marah padaku atas sikapku yang terlalu kasar padamu. Maafkan aku ya Rara.” katanya sambil tersenyum dihadapanku. Melihat senyumannya yang manis itu, tak tega rasanya jika tidak memaafkannya. Aku pun langsung menganggukkan kepalaku. “Tapi, kalau kamu udah maafin aku. Kenapa kamu masih murung? Apa kamu nggak ikhlas maafin aku?” tanyanya penasaran. “Ehm enggak kok. Aku nggak apa-apa. Aku udah maafin kamu. Aku senang melihatmu nggak sedih lagi.” kataku seketika itu sambil tersenyum dihadapannya. Kalau boleh aku akui padamu, Raka....aku sangat sedih kalau kita bertengkar kayak gini. Baikan lebih baik, bukan? “Wei, kok malah diam? Ada apa?” sontak Raka langsung membuyarkan lamunanku saat itu. Aku sontak menggeleng padanya. Tak lama pesanan kami datang. Sudah lama rasanya makan bareng sama Raka. Hmm, hari ini bisa dibilang hari yang paling bahagia buatku.
“Oh ya, ada yang mau ceritain ke kamu. Berita yang paling membahagiakanku.” katanya sambil tertawa lebar. “Apa itu?” tanyaku penasaran. “Kemarin, aku baru aja balikan sama Putri. Kamu tau nggak, Rara. Aku seneng banget. Pokoknya mulai sekarang aku akan menjaga hubunganku ini dengan Putri. Aku sangat sayang padanya jadi aku nggak mau kehilangan dia untuk kedua kalinya.” katanya sambil tersenyum riang. Seketika itu pun aku terdiam. Apa? Balikan? Raka sama Putri balikan? Apa aku tak salah dengar? Kata-kata yang baru keluar dari mulutnya Raka begitu menusuk hatiku. Apa yang tengah terjadi padaku? Kenapa aku tak begitu senang mendengarnya? Apa aku selama ini.... Ahh, tidak mungkin.
“Rara, ada apa? Kelihatannya kamu nggak begitu senang mendengarnya?” tanyanya. “Nggak apa-apa. Aku senang kok. Senang sekali. Senang melihatmu bahagia kayak gini.” Mendengar perkataanku, Raka langsung tersenyum bahagia. Senyumnya itu menandakan kalau ia merasa sangat bahagia. Aku berusaha tersenyum dihadapannya. Meskipun itu adalah sebuah senyuman palsu. Melihatmu bahagia kayak gini, aku cukup senang. Meskipun kau tak tau apa yang tengah aku rasakan saat ini.
Sejak pembicaraanku dengan Raka itu, aku memilih untuk mengurung diri di kamar sampai malam. Aku hanya keluar saat makan malam saja. Di kamar, aku meraih sebuah buku tulis–aku tidak terlalu memperhatikan itu buku tulis apa–yang telah berisi setengah. Kubuka halaman yang masih kosong secara acak.
Lalu kutuliskan semua isi hatiku disitu :
Apa yang spesial darinya? Sehingga kau memilih untuk kembali kepadanya. Tak ingatkah kau akan 1 hal? Dia...dia pernah menyakitimu dulu.
Lalu kubuka lembaran kosong & aku tulis lagi disitu :
Apa...hatimu sudah tertutup buat orang lain sehingga kau memilih kembali pada orang yang pernah menyakitimu dulu. Kenapa kau tak bisa membuka hatimu buat orang lain?
Kubuka lembaran kosong lagi & aku tulis lagi disitu :
Saat aku tau kau tengah rapuh, aku berusaha mengobati luka itu. Tapi..tapi kenapa kau malah memarahiku, Raka? Bahkan perkataanku saat itu, tak kau dengarkan sama sekali. Apa yang harus aku lakukan? Apa aku harus memberikan senyuman palsuku itu lagi diatas kebahagiaanmu? Aku tak bisa, aku tak bisa memungkiri kalau aku suka sama kamu, Raka. Aku...aku telah terjebak dalam perasaanku sendiri padamu.
Kubuka lembaran kosong lagi & aku tulis lagi disitu :
Apakah mencintaimu adalah sebuah kesalahan bagiku?
Kututup buku itu. Air mataku yang keluar saat itu juga tak bisa aku tahan. Biarkanlah air mata ini menetes. Air mata ini telah mewakili hatiku merasakan akan kesedihan yang aku alami saat ini.
Keesokan harinya, di kelas. Raka meminjam buku tulis Ppknku karena ia belum sempat menyalin materi kemarin. Tanpa berpikir panjang aku langsung meminjam bukuku pada Raka & aku langsung meninggalkannya di kelas. Raka segera mengambil buku itu. Memang Raka jarang mencatat materi yang diberikan oleh guru sehingga ia sering meminjam bukuku.
Kali ini aku mendapati sikap Raka yang tidak biasa padaku setelah waktu hampir menunjukkan jam pulang sekolah. Tatapannya itu sungguh aneh padaku. Apa yang tengah terjadi padanya? Sejak dari jam ke 4 pelajaran tadi ia sama sekali tak berbicara sepatah kata pun padaku. Bahkan wajahnya cenderung muram.
Saat aku hendak pulang, tiba-tiba Raka menarik tanganku tanpa berbicara sepatah kata pun padaku. Ia membawaku ke lantai 2 sekolah. Apa maksudnya ini? Aku sama sekali tidak mengerti mengapa Raka membawaku kesini.
“Aku mau tanya sesuatu ke kamu. Kamu harus jawab jujur.” sambil mencondongkan badannya dihadapanku. “Kamu kenapa sih? Serius amat bicaranya. Ada apa?” tanyaku penasaran. “Apa benar tulisan-tulisan yang ada di buku tulis kamu ini benar tulisan kamu?” katanya sambil mengeluarkan buku tulis itu yang ada dalam tasnya. Aku sempat heran dengan tatapan wajahnya Raka padaku. “Tulisan? Tulisan apa sih? Catatan materinya ada yang salah ya?” kataku. “Kau tak ingat tulisan apa yang pernah kau tulis di halaman belakang buku tulismu itu?” sambil membuka buku tulis itu. Semakin lama aku seperti orang bodoh yang tiba-tiba aku tak dapat mengingat apa yang aku tulis sebelumnya.
“Apa maksudnya ini, Rara? Ini bukan tulisan kamu kan?” tanyanya sambil menunjukkan tulisan itu padaku. Saat aku membacanya, aku langsung terkejut. Rasanya aliran darah pada nadiku sontak berhenti sejenak. Jantungku berdebar kencang saat itu. Aku tak dapat berkata apa-apa waktu itu. Aku hanya bisa menundukkan kepalaku. Ya Allah, apa yang harus aku katakan pada Raka?
“Ra, jawab pertanyaan aku. Yang kamu tulis ini bohongan kan?” sambil menggoyang bahuku. Apapun yang terjadi, aku harus katakan yang sebenarnya pada Raka. pikirku saat itu juga. Sambil menarik nafas dalam-dalam aku mulai membuka mulutku & mulai berkata, “Itu benar. Aku yang nulis semuanya.” Kataku seketika itu. Aku bisa merasakan ada sedikit kekecewaan pada raut muka Raka setelah mendengar perkataanku. Berbicara jujur padanya cukup membuat aku lega tapi disisi lain, aku takut...aku takut kalau Raka akan menjauhiku. Beberapa menit berlalu, kami berdua saling diam. Tak ada sepatah kata yang keluar dari mulut Raka. Aku pun demikian, menangis adalah salah satu cara seseorang untuk mengekspresikan perasaannya saat itu. Air mataku kembali menetes, air mata yang sama saat aku menulis ‘tulisan’ itu di bukuku.
“Raka..aku minta maaf. Seharusnya aku sadar dari dulu kalau aku harus menghilangkan perasaanku ini padamu. Tapi...aku tak berdaya. Perasaan itu...perasaan yang salah itu tumbuh seiring berjalannya waktu. Aku...aku.” belum selesai aku berbicara, Raka langsung memotong perkataanku. “Rara, kamu nggak salah. Aku yang bodoh, selama ini aku nggak sadar akan hal ini. Aku terlalu egois memikirkan diriku sendiri.” jawabnya. “Tapi Raka..” seketika itu Raka langsung memegang bahuku. “Aku hargai perasaanmu itu padaku. Tapi maafkan aku, aku tidak bisa membalas perasaanmu itu. Hatiku sudah ada yang memiliki. Tapi kau adalah temanku, kau boleh anggap aku sebagai teman dekatmu tak lebih dari itu.” Mendengarnya, sontak membuatku ingin memeluknya. Aku memeluk Raka seketika itu juga & air mataku tak henti-hentinya menetes karena air mata ini adalah air mata kebahagiaanku.Bottom of Form

cewek atau cowk


Cewek atau Cowok
Karya :Dhea Rivanti .C.

Pada suatu saat ada seorang cewek yang terkenal sangat tomboi dan cuek,namun anak itu sangat baik dan sangat patuh kepada orang tuanya hingga karna kebaikannya hampir tak dad orang yang memusuhi dirinya. Meskipun dia anak yang tomboi dan suka bermain dengan anak laki-laki tapi dia memiliki hati yang lembut terutama dengan orang tua dan anak-anak banyak anak-anak yang suka pada dirinya karna dia yang ramah. Anak ini bernama RATIH ATMAJA.
Suatu ketika Ratih saat bermain dengan temannya yang bernama Septi di Simpang Lima Semarang dia dikenalkan dengan teman Septi yang bernama Ridwan pada saat itu Ratih sangat ILFEELLLLL dengan Ridwan karena orangnya sangatlah pendiam tapi karna Ratih anak yang rame suasana yang awalanya hening menjadi rame.
Ratih :”eh kox pada diem gak ada orangnya hya :D”
Septi :”truzz gua loe anggap aku apa At?????” (sambil mengacax-poni rambut Ratih )
Ridwan :”kox At sih Sep emang namanya siapa???”
Ratih :”Oh ada orang tapi kox gak ada suaranya sih dari tadi…hmmm bercanda cuyy :D”
Ridwan :”ini dah ada suaranya tow mbak ??”
Ratih :”iya..jangan panggil mbak dong kesannya kayak mbak-mbak gua..hahaha”
Ridwan :”hla trus apa???”
Septi :”wah udah pada akrab ni..perlu dikenalin pa ngakk wan???”
Ridwan :”boleh dong dikenalin sama temenmu yang ini… J
Septi :”ok-ok plend…kenalin ini Ratih wan…Ratihh kenalin ini Ridwan”
Ridwan :”hay aku Ridwan J”(sambil berjabat tangan dengan ridwan)
Ratih :”hay juga..aku Ratih tapi biasa dikenal Atih..”
Ridwan :”masih sekolah mbak??”
Ratih:”masih..tadi aku dah bilang jangan panggil mbak tto???”
Ridwan :“maaf deh dek.. J
Ratih :”gitu khan enak didenger :-D”
Septi :”wahh jadi obat nyamuk ini aku…”
Ratih :”jawa lohhh??????,ehh pulang yuk dah sore ni..”
Septi :”ok,wan aku pulang dulu ya….”(menjabat tangan Ridwan)
Ratih :”aku juga pulang dulu ya mas…”
Ridwan :”ok…hati-hati cuy….and hati-hati dek Ratih..”
Septi & Ratih :”okk J
Septi dan Ratih  cabut langsung pulang karna hari memang sudah sore.
Sesampai dirumah Ridwan menelfon Septi karna mungkin Ridwan suka dengan Ratih karena RIdwan bertanya-tanya tentang Ratih.
Bahkan Ridwan meminta nomor HP Ratih ke Septi namun Septi tak mau memberinya dan memberi saran agar Ridwan mau meminta sendiri kepada Ratih.
Ridwan :”eh Sep minta nomornya si Ratih dong..,please :’(” (rayu Ridwanpada Septi)
Septi :”Kalau loe cowok minta sendiri dong…” (ejek Septi padanya..)
Ridwan :”ahhhhhh gitu loe sama temen sendiri..”
Septi :”minta sendiri ntar Ratih malah marah ma gua..minta sendiri Iwan….”
Ridwan :”kenapa coba kok dia marah..khan Cuma minta nomor hp biar lebih deket gitu..”
Septi :”mau deketin Atih nie critanya….cieeeeee ada yang CINTA PANDANGAN PERTAMA niee…..uhukkkkuhukkk….:P”
Ridwan :”apaan sih loe…biasa aja kali…”
Septi :”jujur aja dehh ntar gua bantuin kalo emang loe suka ma si Atih..”
Ridwan :”lahhh beneran kok Cuma mau temenan…kenapa tow emangnya???? Emang sih aku tertarik buat tau kehidupan dia..salah ya???”
Septi :”emang ada yang bilang salah????wajar aja kali kalau kamu pengen  deket sama si Atih”
Ridwan :”hla kok bisa tow???apa memang dia itu punyha penggemar banyak to???”
Septi :”dia itu banyak yang naksir kali…dia juga sangat milih-milih hlo…???”
Ridwan :”milih-milih dalam arti apa ini???”
Septi :”jangan negatif thingking dong mazt bro”
Ridwan :”hla terus gimana dong Sep???? yang jelas dong kau???”
Septi :”dia sangat pemilih dalam arti tue pokonya yang baik,perhatian lebih baik darinya yang pasti lebih dari dia dehh”
Ridwan :”dia khan cuek kok  carinya yang perhatian tto??”
Septi :”ya buat nglengkapin dong Iwan………..”
Ridwan :”ok ok thanks infonya…. So,beneran gak mau kasih nomornya ni… jahat kau !!!”
Septi :”minta sendiri pasti dikasih deh..”
Ridwan :”caranya gimana khan susah ketemu dia..??”
Septi :”kapan-kapan maen kesini deh..ntar pasti ketemu dia..”
Ridwan :”ok dehh cuy…”
Septi :”siiiiiiiiiiiiippppppppp J
      Pada akhirnya Septi tahu bahwa Iwan suka dengan Atih, Septi awalnya sakit hati karena Septi sempat naksir dengan Iwan tapi tak mengapa karena dia berfikir bahwa sepertinya Atih tidak suka dengan Iwan.
      Setahu Septi tipe-tipe Atih bukan pada Iwan lagian Atih juga lagi naksir osis sekaligus  kapten tim basket disekolahnya,emang meski atih cuek tapi penggemarnya banyak dan dia punya selera tinggi.Meski Iwan adalah seorang cowok yang cukup tampan dan pandai tapi apadaya bila memang suka semuanya tidak bisa dihalangi.
*****
      Beberapa minggu kemudian Iwan bertemu lagi dengan Atih tanpa  disengaja ditempat nonggkrong Atih disitu juga ada Septi dan tanpa rasa malu Iwan  meminta nomor HP Atih didepan teman-temanya tanpa ragu.
Iwan :”hay..Atih hya????”
Atih :”iya… J
Iwan :”masih ingat sama saya ngakkk??”(Tanya Iwan sok akrab)
Atih :”iya”(sambil tersenyum)
Iwan :”eh dek ngakk sama Septi??”(Tanya Iwan)
Atih :”ada tadi…ngakk tahu deh sekarang kemana”(jawabnya smbil clingkan mencari Septi)
Iwan :”embb gitu..suka nongkrong juga disini”
Atih :”ohhhh..so pasti kalau itu..:)”
Iwan :”embbb… eh dek boleh minta nomor HPnya gak dek??”
Atih :”embb buat apa emangnya maz?? :>”
Iwan :”buat kenalan aja dekk J
Atih :”kan ini dah kenal to mazt ??”
Iwan :”hya biar lebih akrab dek????boleh enggak ni??”
Atih :”ohh iya dehh ini..08123456763”
Iwan :”iya…maksih hya dek,,J em dek aku pulang dulu hya???”(sambil balik badan dan berjalan)
Atih :”ehhhhhhhhhhh mas tungguuuuu”(panggil Atih)
Iwan :”ada apa dek”(sambil membalik tubuhnya kearah Atih kembali)
Atih :”miscall dulu dong ke nomor aku???:/”
Iwan :”ok dehh…disave hya nomorku.. J
      Tiba-tiba Septi datang dan mengejek mereka meski pada aslinya Septi sangat cemburu dengan hal tersebut.
Septi :”cie…cieeeeee yang lagi pdkt..:p e.heemmmm”(sambil berjalan menuju Iwan dan Atih)
Atih :”apaan sih Sep…cemburu bilang dong..”
Iwan :”tauk tu..ganggu orang aja sih loe sep”(sambil mengacak-acak poni Septi yang sangat dijaga)
Septi :”eh udah biasa aja dong gak usah ngacak-ngacak poni gua… :/”
Iwan :”pissss bray J
Septi :”alahhh kebiasaan emang lo”
Iwan :”bis gimana kalau ketemu kamu gak gitu kurang rasanya..”
Septi :”kurang apa???kange hyaa”
Iwan :”hla itu tau..”
Septi :”enak diloe hancur di gua”(manyun)
Iwan :”ngakk usah manyun kali…”
Atih :”udahlahh malah pada berantem kayak anak Tk aja kalian”(ledek Atih)
Septi :”Iwan tue yang mulai…”
Iwan :”apaan kok gua sih”
Atih :”udahh..udahhhh ngakk selesai-selesai ntar malahh,,Sepppppppppppppppp????”
Septi :”dalemmmmm J
Atih :”pulang yukkk….”
Iwan :”ikutan dong dek…tadi pada naik apa????”
Atih dan Septi :”baling-baling bambuu”(ejek Atih dan Septi)
Iwan :”ahhh kailian tu…boleh ngakk nie???”
Septi :”engggaaakkkkkkkkkkk………”
Iwan :”kenapa Sep????”
Septi :”ngak kenapa-kenapa..Tih ayuk pulang..”(sambil menarik tangan Atih menuju motor Atih)
Atih :”iya-iya…pelan-pelan dong sakit tauk..”
Iwan :”dek Atih aku ikut hya…”(rayu Iwan)
Atih :”aku sih  terserah sama Septi aja mazt???gimana Sep??”
Septi :”udah ayo cabuttt…..”
Atih :”ok J
Iwan :”tungguin dongggg…”(sambil menaiki montornya)
      Sesampai dirumah Iwan terus melihati nomor HP Atih entah mengapa itu mungkin karena dia ragu ingin menelfon atau sms tapi dia tidak berani karena takut mengganggu Atih karena kelihatannya tadi Atih sangat capek.
      Tak lama kemudian tiba-tiba HP Iwan berbunyi dia mengharap ada sms dari Atih dengan pelan-pelan dia membaca sms itu dengan wajah yang sangat ceria dan sangat berharap namun tanpa disangka yang sms hanyalah operator yang mengingatkan bahwa masa aktif kartu Iwan hampir habis Iwanpun kecewa namun dia tertawa karena hal itu.
 Iwan :”tumben ni HP bunyi semoga aja dari Atih…aminnn(sambil mengambil dan membaca sms tersebut namun ternya dari operator) ahhhhh sialan ternyata dari operator gila….”
      Karena adanya hal itu akhirnya Iwan mencoba memberanikan diri untuk mengirim sms ke Atih.
Iwan :"hai dek,assalamu’alaikum” (smspun dikirim)
      Namun Atihpun tak kunjung membalas SMS dari Iwan hal itu membuat Iwan  menjadi gelisah dan tak menentu sampai-sampai membuat Iwan ketiduran karena menunggu balasan dari Atih.
*****
      Hari demi hari dilewati oleh Iwan yang semakin merasa suka dengan Atih namun iwan tak tahu bagaimana perasaan Atih pada dirinya.Iwan mencari tahu tentang hal itu melalui Septi sahabat Atih tapi karena Iwan sedang tidak ada di Bandung maka dia memutuskan untuk bertanya lewat sms.
Iwan :”hai Septi..?”
Septi :”iya,ada apa?tumben sms manis banget..”
Iwan :”ceilah galak banget sih buk…ganggu gak ni gua??”
Septi :”enggak kok,eh bdw loe lagi dimana ni??”
Iwan :”gua lagi di Jogja ni Sep “
Septi :”ngapain????kuliah hya??pantesan gak pernah kelihatan”
Iwan :”hla itu tahu,heheheh….maaaf gak sempet pamit
eh bdw giman akabar kamu??dah makan belom?”
Septi :”hya baik lah…udah dong gua gak mungkin telat makan,kalau loe sendirii????”
Iwan :”gak pernah berubah loe hya….dah dapet cewek belum”(Iwan kepo)
Septi :”wahhh keponya kumat ni”(ledek Septi)
Iwan :”pengen tau gak boleh ni critanya..????”
Septi :”bolehhh…..gua sih belom punya cuy tapi si Atih baru jadian tu dah tahu belum kamu???”
Iwan :”ahh serius lo dia dah punya pacar???lo sendiri kenapa gak cari??”
      Iwan pun sangat kecewa dan sedih mendengar hal itu namun dia tak akan patah semangat karena akan menunggu Atih sampai kapanpun katanya.
Septi :”aku beloom ada yang pas kayaknya Wan…”
Iwan :”kok kayaknya wahh…udah ada yang diincer tue..”
Septi :”iya sihh”
      Dulu memang Septi suka dengan Iwan namun karena Iwan suka sama sahabatnya dia memilih untuk mundur dan memilih untuk mencari yang lain dan akhirnya dia bertemu dengan teman Atih anak pramuka dan sekarang Septi mulai agak dekat dengan teman Atih yang bernama Galuh.
Iwan :”ciahhhh gak dikenalin ni..”(ledek Iwan )
Septi :”ntar aja kalau dah jadi deh aku kenalin sama kamu bang??”
Iwan :”ok..ok…wah yang belum ada Cuma aku dong ni”
Septi :”bis kamu pdkt kelamaan sih sama si Atih diembat orangkan jadinya.”
Iwan :”hya aku pengenya sih cepet jadi Sep tapi aku tunggu waktu yang tepat aja nyatainnya,tapi sekarang dah kecil harapan aku…
Bdw siapa gebetan kamu??”
Septi :”Siapa bilang???saat-saat gini kamu deketin dia kalau emang suka sama dia
Itu temennya si Atih aznak pramuka namanya Galuh”
Iwan :”kan dia udah punya cowok gak berani deketin kayak dulu gua..
Dah lama kenal???”
Septi :”dia lagi renggang ma cowoknya ni..
Baru 3bulan sih”
Iwan :”oww apa mereka mau putus???
Emb hya gua doain aja deh”
Septi :”Atih sih bilang gitu sama gua tapi gak tahu deh ntar..
Makasihh bang..semoga kau juga jadi sama si Atih”
Iwan :”makasih hya infonya..
Eh dah dulu hya ini dah mau mulai kelas ni..
Bye……Assalamu’alaikum”
Septi :”ok sukses hya
Wassalamu’alaikum”
      Iwan terus kepikiran tentang hal itu apalagi setelah tahu bahwa Atih punya pacar namun disisi lain juga senang karena hubungannya agak renggang dan Iwan pun berharap agar mereka bisa berpisah dan Atih bisa datang kepelukan Iwan.
      Namun hal itu susah untuk terjadi tapi entah mengapa Iwan tidak mudah putus asa.Justru malah dia semakin penasaran sama Atih dan akhirnya dia bertanya langsung dengan Atih.
Iwan :”assalamu’alaikum dek?”
Atih :”walaikum salam “
Iwan :”lagi apa dek???gimana kabarnya??”
Atih :”alhamdulilah baik ni lagi menyendiri dikamar”
Iwan :”kenapa dek??lagi sedih gara-gara pacar ya??”
Atih :”kok tahu tow mas kalau aku dah punya cowok,pasti dari Septi ya???”
Iwan :”iya dek
Hehehe..”
Atih :”aku sekarang udah single lagi mazt”
Iwan :”kok bisa dek??kapan putusnya???”
Atih :”bis tiap hari berantem males aku jadinya,tdi siang mazt”
Iwan :”oh gitu dek…jangan sedih ya..
Semangat ya..mungkin dia memang bukan tercipta untukmu masih ada yang lebih baik dari dia dek”
Atih :”ngapain sedih aku juga ngak suka sebenernya sama dia kok bis dia kayak gitu sih mazt.”
Iwan :”emang dia kenapa dek????”
Atih :”udahlah gak usah dibahas mazt
Eh mazt kapan pulang???”
Iwan :”insyaallah minggu besok dek..kenapa???”
Atih :”enggak kenapa-kenapa Cuma pengen tahu aja mazt J
Iwan :”udah dulu ya dek….
Bye dek…aku sayang kamu”
      Ketika Atih membaca sms dari Iwan yang begitu dia menjadi merasa beda dengan Iwan karena memang Atih sempat suka dengan Iwan namun dia cuek dengan Iwan tapi setelah kejadian tersebut Atih menjadi mencoba untuk tidak cuek lagi terhadap Iwan dan ia pun berharap agar Iwan memang benar saying dengan Atih tidak seperti JONI mantan kekasih Atih.
*****

      Suatu ketika saat Iwan mengajak Atih jalan-jalan bersama dengan Galuh dan Septi dia merasa malu dan bingung harus berpenampilan bagaimana dia pun sangat bingung dengan apakah yang dirasakan.
      Untung saja Atih memiliki pedirian dan percaya diri yang cukup tinggi makanya dia tetap apa adanya.Hingga akhirnya mereka bertemu ditempat mereka nongkrong  dan tanpa disangka oleh Atih ternyata Iwan menyatakan cinta kepada Atih dia pun sangat terkejut dan malu karena saat itu sedang bersama teman-temannya namun apa daya memang Iwan cukup gentelman untuk kalangan laki-laki yang berani menyatakan cinta dihadapan banyak orang.
Iwan :”Hay dek maaf ya aku telat..”
Atih :”kok Cuma sama aku yang laen enggak tow mazt??”
Iwan :”iya deh dek….
Fren maaf ya…”
Septi dan Galih :”iya ngakk papa”
Atih :”ciaahhhh kompak amet buk
Hehe”
Galih :”ngakk papa dong”
Atih :”iya deh iya…”
Iwan :”dek aku mau ngomong berdua dengan kamu??”(Iwan memasang wajah serius)
Atih :”kok berdua sih!”
Iwan :”hla mau disini aja gitu??”
Atih :”iya dong kenapa emangnya ngak bisa ya..”
Iwan :”bisa kok dek “(sambil tersenyum)
Atih :”mau ngomong apa mazt???”
Iwan :”dek…jujur sebenarnya aku itu SUKA sama kamu..kamu ngak jadi pacar aku???”
Atih :”whattt?????bercandanya ngak lucu mazt “(wajah Atih memerah bak tomat yang matang)
Iwan :”aku lagi ngak bercanda dek”
Atih :”apa harus sekarang jawabnya mazt??”
Iwan :”harapanku sih begitu dek..”
      Galih dan Septi membuat suasana menjadi seru hingga membuat semakin malu dan wajahnya semakin pucat.
Galih :”terima aja Atihhh….trima..terima…”
Septi :”iya terima..terima
      Hal itu membuat satu ruangan memperhatikan Atih dan Iwan hingga akhirnya Iwan yang bisa menenangkan hal itu.
Iwan :”loe berdua apaan sih!!!! Biarin si Atih berfikir dengan matang”
Galih :”sabar cuy…ok..okk”
Septi :”piiisss mazt bro”
Iwan :”gimana dek ???”
Atih :”gimana apanya ??? emang tadi Tanya apa???”(Tanya Atih ingin meyakinkan dirinya)
Iwan :”yahhh dek…ok aku ulangi ya..”
Atih :”iya apaa???”
Iwan :”dek Ratih mau jadi kekasih hatiku???”
Atih :”embbbb maaaf mazt “(wajah Atih berubah)
Iwan :”kenapa dek ???“
Atih :”emb anuu….maaaff aku gakkk bisaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa nolak mazt”(sambil tersenyum)
Iwan :”so aku diterima dek???”
Atih :”iya mazttt…”
Iwan :”benerann ???”
Atih :”iya sayanggggggg (sambil tertawa)
Iwan :”alhamdulilahh….ok Lih ma kamu Sep makan sepuasnya aku yang bayar”(sambil melompat kegirangan)
Galih :”wahh sering-sering ya mazt bro”
Septi :”gitu dong baru soib gua”
Iwan :”ok…ok…”
      Atih merasakan hal beda saat dia menerima cinta Iwan dia merasa sangat senang tidak seperti saat bersama Joni.
      Waktu tak terasa sudah akan malam hingga akhirnya atih berpamitan dengan Iwan untuk pulang.
Atih :”maz aku pulang dulu ya…”
Iwan :”iya saying hati-hati ya…”
      Atih hanya tersenyum sambil mengacak-acak rambut Iwan yang agak gondrong.dan tanpa disangka Iwan berani mencium pipi Atih didepan teman-teman Atih hingga membuat Atih terkejut. Karena Atih malu dia memutuskan untuk langsung pulang dan wajahnya memerah karena hal itu.
*****
      Tigabulan berlalu hubungan Iwan dan Atih namun entah mengapa bukannya Atih semakin nyaman dan saying dengan Iwan justru tumbuh kecurigaan pada Iwan karena Atih mendapat kabar yang tidak baik dari Galih,memang Atih tidak mudah percaya dengan orang namun dia tetap akan mencari tahunya begitu juga dengan Galih yang mencoba untuk mencari bukti untuk meyakinkan Atih tetang apa yang dikatakan oleh Galih.
      Hingga akhirnya Atih tak sabar tentang gossip-gosip yang ada dia malu dan mulai risih saat bertemu dengan teman-temanya yang mengejeknya JERUK MAKAN JERUK hal tersebut membuat Atih menjadi ingin menjauh dari  Iwan namun dia menyelidiki hal tersebut benar atau tidak dan dia itak tahu harus meminta tolong kepada siapa dan akhirnya dia mau cerita kepada Septi dan akhirnya dia diberi saran agar meminta bantuan pada Galih.
Atih :”Septi….??”(memanggil Septi dengan masuk kerumah)
Septi:”iya masuk”(keluar dari kamar)
Atih :”Sep mau cerita dong boleh ngakk???”
Septi :”jangan bilang masalah gossip si Iwan “
Atih :”iya ni Sep..gimana ni??”
Septi :”ok mendingan kita masuk kamar aja dulu ngak enak disini “
Atih :”ok deh…”(berjalan menuju kamar Septi)
Septi :”kenapa sama dia???mau gimana kamu??”(sambil meletakkan 1botol minuman dan makan di depan Atih)
Atih :”gini Sep aku mulai risih ni…tapi aku pengen nylidiki hal itu dulu agar aku yakin dan tahu yang sebenarnya”
Septi :”ok deh bagus tue..terus gua harus bantu kamu apa At???(mengambil makanan yang dipiring)
Atih :”bantu gua nylidikin dong Sep…”
Septi :”ok dehhh beneran ni???jangan kaget hya”
Atih :”ok..okk kapan ni??”
Septi :”gini aja ntar gua hubungi cowok gua biyar bantu kamu and dia juga tahu narasumber yang bisa dipercaya..”
Atih :”ok deh aku ngikut,tapiiii”
Septi :”udah santai aja sama aku,aku percaya kok sama kamu”
Atih :”thanks ya Sep..”
Septi :”iya sobt”
      Karena hal itu Atih jadi tidak bisa tidur Cuma gara-gara Iwan untung Galih menelfon Atih dan member info bahwa mereka akan pergi besok.Akhirnya dengan adanya hal itu Atih bisa tidur dengan tenang meskipun dia masih memikirkan hal itu.
      Keesokan harinya Atih dan Galih pergi menemui teman Galih yang bernama Dimas, Atih merasa tidak asing dengan wajahnya saat itu dan ternyata memang itu teman Atih satu kelas sewaktu kelas 10(satu SMA).Akhirnya Dimas tanpa bosa-basi menceritakan semua dengan Atih tentang Iwan hal itu membuat Atih terkejut hingga dia meneteskan air mata.
Dimas :”hay Atih gimana sudah siap???”
Atih :”insyaallah siap deh…”
Dimas :”kita mulai dari mana ni??”
Galih :”mulai dari masalalunya saja Dim..”
Dimas :”ok Gal…jadi gini At sebenernya Iwan itu cewek nama aslinya PIPIT dia itu operasi kelamin dan payudara,dia begitu karena sakit hati karena dihianati seorang cowok dia mungkin ingin bales dendam”
Atih :”trus..truss”
Dimas :”iya dia itu  juga udah nikah katanya tapi juga ngak tahu pasti aku,dia itu memang kuliah tapi Cuma buwat gaya-gayaan aja dan dia itu kalau punya cewek memang baik tapi ya itu masalahnya At..”
Atih :”apa masalahnya???”
Dimas :”dia kalau kenal cewek harus bisa turutin apa kata dia dan kadang dia juga matre”
Atih :”tapi kok sama aku enggak sih???”
Dimas :’kalau itu aku ngakk tahu.”
Atih :”eh yakin dia itu cewek ???”
Dimas :”iya dehh…yakinnn…”
Atih :”tapi kok…”(Dimas alangsung berkata sebelum Atih selesai
bicara)
Dimas :”iyalah dari wajahnya sama suaranya gituuu”
Atih :”bukannya gua ngak percaya Dim tapi body cowok hlo”
Dimas :”iya juga sih At tapi dia cewek kenyataannya.”
Atih :”ok dehhh aku percaya… thanks dah bantuin gua ya Dim.. J

Dimas :”iya At…”
      Setelah kejadian tersebut Atih selalu berfikir dan bertanya-tanya sebenarnya Iwan itu cewek atau cowok dia memang sangat sakit hatinya setelah mengetahui bahwa orang yang selama ini isayanginya ternyata seorang PEREMPUAN tapi karena dia tak mau semakin jatuh cinta dengan Iwan akhirnya dia mencoba untuk menjauh dari Iwan meski sakit tapi dia akan tetap menjalaninya dengan tenang dan dia berharap bahwa dibalik semua ini pasti ada kebahagian yang abadi meski begitu rasa penasaran Atih terhadap Iwan bahwa sebenarnya Iwan itu CEWEK ATAU COWOK.
~~~**~~~









 CERPEN
Description: C:\Documents and Settings\ok\Desktop\dhea\DSC_0000103.jpg
          Dhea_RC
     Karya kecil dariku

CERPEN
Description: C:\Documents and Settings\ok\Desktop\dhea\DSC_0000103.jpg
Dhea_RC
  Karya kecil dariku
CERPEN
Description: C:\Documents and Settings\ok\Desktop\dhea\DSC_0000103.jpg
          Dhea_RC
     Karya kecil dariku

CERPEN
Description: C:\Documents and Settings\ok\Desktop\dhea\DSC_0000103.jpg
Dhea_RC
  Karya kecil dariku