Jumat, 16 Desember 2016

Fase perkembangan



A.    Fase perkembangan peserta didik
            Untuk memudahkan pemahaman tentang perkembangan maka dilakukan pembagian berdasarkan waktu-waktu yang dilalui manusia dengan sebutan fase. Sentrok dan Yussen membaginya atas lima yaitu: fase pranatal (saat dalam kandungan), fase bayi, fase kanak-kanak  awal, fase anak terakhir dan fase remaja. Perkiraan waktu dimulai pada setiap fase untuk memperoleh gambaran  waktu suatu fase dimulai dan berakhir.
a)      Fase pra natal (saat dalam kandungan)
Yaitu waktu yang terletak antara masa pembuahan dan masa kelahiran. Pada fase ini terjadi pertumbuhan yang luar biasa dari satu sel menjadi satu organisme yang lengkap dengan otak dan kemapuan berperilaku, dihasilkan dalam waktu lebih kurang sembilan bulan.
b)      Fase bayi
Yaitu saat perkembangan yang berlangsung sejak lahir sampai 18 atau 24 bulan. Masa ini adalah masa dimana sangat bergantung pada orang tua. Banyak kegiatan-kegiatan psikologis yang baru dimulai, misalnya; koordinasi sensori motor dan sosialisasi.
c)      Fase kanak-kanak
Yaitu fase perkembangan yang berlangsung  sejak akhir masa bayi sampai 5 atau 6 tahun, masa ini sering disebut masa sekolah. Pada fase ini mereka belajar melakukan sendiri banyak hal dan berkembang keterampilan-keterampilan yang berkaitan dengan kesiapan untuk bersekolah dan memanfaatkan waktu selama beberapa jam untuk bermain sendiri ataupun dengan temanya. Fase ini berakhir ketika memasuki kelas satu SD.
d)     Fase kanak-kanak tengah dan akhir
Yaitu fase perkembangan yang berlangsung sejak kira-kira umur 6 sampai 11 tahun, sama dengan masa usia sekolah dasar. Pada fase ini anak-anak  mulai menguasi keterampilan-keterampilan dasar membaca, menulis dan berhitung.
e)      Fase Remaja
Masa remaja (Adolesense) adalah tumbuh atau bmenjadi dewasa. Remaja berlangsung kira-kira sejak umur 15/16 atau 17 tahun dan berakhir pada saat individu matang secara seksual sampai mencapai usia matang secara hukum. Masa ini dikenal sebagai periode peralihan, dimana individu mencari identitas atau sering juga disebut sebagai masa tidak realistis dan masa ambang dewasa. Akibat perubahan dan peralihan, remaja bersikap ambivalen  yaitu disuatu pihak ingin diperlakukan sebagai anak kecil, namun dipihak lain ingin diperlakukan dan diakui sebagai orang dewasa meski segala kebutuhan masih minta dipenuhi oleh orang tuanya.
Perubahan yang bersifat universal yang terjadi pada remaja baik fisik, perilaku, sikap dan keadaan fisiknya diantaranya:
1)      Meningkatkan emosi yang biasanya berhubungan dengan perubahan fisik.
2)      Perubahan bentuk tubuh, minat dan peran yang diharapkan oleh kelompok sosialnya.
3)      Dengan perubahan minat dan perilakunya, maka nilai juga berubah. Apa yang dianggap penting pada masa kanak-kanak sudah tidak dianggappenting lagi.
4)      Umumnya remaja bersifat ambivalen terhadap setiap perubahan, karena mereka menuntut dan menginginkan kehebatan, tetapi pada saat yang bersamaan  ia sering takut dengan resiko dan tanggung jawab yang harus dipikulnya.
Ciri-ciri masa remaja
1)      Masa remeja sebagai masa mencari identitas yaitu mereka mulai mendambakan identitas diri dan tidak puas lagi sama dengan teman-temanya dalam segala hal.
2)      Masa remaja sebagai ambang dewasa yaitu remaja mulai memusatkan diri pada perilaku yang dihubungkan dengan ststus dewas. Misalnya; merokok, minum minuman keras, menggunakan obat obatan dan terlibat dalam perbuatan seks. Mereka menganggap perilaku ini akan memberikan citra yang mereka inginkan.
3)      Masa remaja adalah salah satu periode yang penting dalam proses perubahan baik dalam pengertian pertumbuhan maupun perkembanagan yang terjadi secara cepat.
4)      Masa remaja sebagai usia bermasalah sepanjang kanak-kanak masalahnya sebagian diselesaikan oleh orang tua dan guru –guru, sehingga kebanyakan remaja tidak berpengalaman dalam mengatasi masalah. Remaja merasa diri sendiri, sehingga meraka ingin mengatasi masalahnya sendiri, menolak bentuk orang tua dan guru-guru.

B.     Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
Dalam menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan , para ahli berbeda pendapat karena sudut pandang yang mereka gunakan tidak sama. Pendapat  itu digolongkan kedalam 3 macam, yaitu:
1)      Aliran Nativisme
Perkembangan individu semata-mata ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir (natus artinyalahir), tokohnya adalah Sescartes, Lombroso dll. Contohnya: jika orang tua pintar dalam komputer maka anak pinter komputer. Aliran ini sudah tidak terlalu berpengaruh.
2)      Aliran Empirisme
Aliran ini kebalikan dari aliran nativisme. Perkembangan itu semata-mata bergantung pada faktor lingkungan, sedangkan keturunan tidak berperan sama sekali. Tokoh utamanya: Jhon Locke, doktrin yang terkenal adalah “tabula rasa” bahasa latin yang artinya batu tulis kosong atau lembaran kosong. Menekan pada arti penting pengalaman, lingkungan dan pendidikan. Contohnya: anak orang kaya atau orang pandai mengecewakanorang tuanya karena kurang berhasil didalam belajar walaupun fasilitas-fasilitas sangat luas, sedangkan anak orang miskin atau kurang mampu sangat berhasil dalam belajar, walaupun fasilitas yang mereka perlukan sangat jauh dari mencukupi. Jadi aliran empirisme tidak tahan uji.
3)      Aliran Konvergensi
Didalam perkembangan individu baukdasar atau bawaan maupun lingkungan memainkan peran penting. Bakat yang sudah ada di dalam masing-masing individu, perlu adanya lingkungan yang sesuai supaya dapat berkembang dengan baik. Contohnya: manusia mempunyai kaki untuk berdiri tegak jika dia berada di lingkungan manusia, akan tetapi jika dia di asuh oleh srigala kemungkinan dia akan berdiri seperti srigala.

C.     Fase-fase perkembangan peserta didik berdasarkan para ilmuan
1). Aristoteles (384-322 SM)
      Beliau membagi mas perkembangan selama 21 tahun dalam 3 septenia (3periode kali 7 tahun) yang dibatasi oleh 2 gejala alamiah yang penting, yaitu munculnya gigi dan munculnya gejala-gejala pubertas. Hal ini berdasarkan pada paralelitas perkembangan jasmaniah dengan perkembangan jiwa anak. Pembagian ini meliputi:
·         0-7 tahun, disebut sebagai masa kecil, masa bermain.
·         7-14 tahun, disebut masa anak-anak, masa belajar atau masa sekolah
·         14-21 tahun, disebut masa remaja atau pubertas, masa peralihan dari anak menjadi orang dewasa.
2). Prof. Kohnstamm
                  Dalam bukunya “persoonlijkheidin wording” membagi perkembangan kedalam beberapa fase sebagai berikut:
¨      Masa bayi atau masa vital
¨      Masa anak kecil, masa esthetis
¨      Masa anak sekolah, masa intelektual
¨      Masa pubertas dan adolensasi, masa sosial
¨      Manusia yang sudah matang
Menurut kohnstamm, manusia selalu dalam proses perkembangan, ia tidak akan pernah selesai walaupun bertambahnya usia.
                        3). Johan Amos Comenius (1592-1671)
Dalam bukunya “didactica magna” menitik beratkan aspek pengajaran dari proses pendidikan dan perkembangan anak. Comenius membagi periode perkembangan sebagai berikut:
¨      0-6 tahun, periode sekolah-ibu, semua usaha bimbingan-pendidikan berlangsung ditengah keluarga, terutama ibu
¨      6-12 tahun,periode sekolah-bahasa-ibu. Anak baru mampu menghayati setiap pengalaman dengan pengertian bahasa sendiri atau bahasa ibu. Bahasa ibudigunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain untuk mendapatkan impresi dari luar berupa pengaruh, sugesti, serta transmisi kulturil (pengoperan nilai-nilai kebudayaan) dari orang dewasa
¨      12-18 tahun, periode sekolah-latin. Anak mulai diajarkan bahasa latin atau bahasa kebudayaan, agar anak bisa mencapai taraf beradab dan berbudaya.
¨      18-24 tahun, periode universitas. Anak mudah mengalami proses pembudayaan dengan menghayati nilai-nilai ilmiah dan mempelajari bermacam-macam ilmu pengetahuan.





Daftar pustaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar