A.
Fase perkembangan peserta didik
Untuk
memudahkan pemahaman tentang perkembangan maka dilakukan pembagian berdasarkan
waktu-waktu yang dilalui manusia dengan sebutan fase. Sentrok dan Yussen
membaginya atas lima yaitu: fase pranatal (saat dalam kandungan), fase bayi,
fase kanak-kanak awal, fase anak
terakhir dan fase remaja. Perkiraan waktu dimulai pada setiap fase untuk
memperoleh gambaran waktu suatu fase
dimulai dan berakhir.
a)
Fase pra natal (saat dalam kandungan)
Yaitu
waktu yang terletak antara masa pembuahan dan masa kelahiran. Pada fase ini
terjadi pertumbuhan yang luar biasa dari satu sel menjadi satu organisme yang
lengkap dengan otak dan kemapuan berperilaku, dihasilkan dalam waktu lebih
kurang sembilan bulan.
b)
Fase bayi
Yaitu saat perkembangan yang berlangsung sejak lahir
sampai 18 atau 24 bulan. Masa ini adalah masa dimana sangat bergantung pada
orang tua. Banyak kegiatan-kegiatan psikologis yang baru dimulai, misalnya;
koordinasi sensori motor dan sosialisasi.
c)
Fase kanak-kanak
Yaitu fase perkembangan yang berlangsung sejak akhir masa bayi sampai 5 atau 6 tahun,
masa ini sering disebut masa sekolah. Pada fase ini mereka belajar melakukan
sendiri banyak hal dan berkembang keterampilan-keterampilan yang berkaitan
dengan kesiapan untuk bersekolah dan memanfaatkan waktu selama beberapa jam
untuk bermain sendiri ataupun dengan temanya. Fase ini berakhir ketika memasuki
kelas satu SD.
d)
Fase kanak-kanak tengah dan akhir
Yaitu fase perkembangan yang berlangsung sejak kira-kira
umur 6 sampai 11 tahun, sama dengan masa usia sekolah dasar. Pada fase ini
anak-anak mulai menguasi
keterampilan-keterampilan dasar membaca, menulis dan berhitung.
e)
Fase Remaja
Masa remaja (Adolesense) adalah tumbuh atau bmenjadi
dewasa. Remaja berlangsung kira-kira sejak umur 15/16 atau 17 tahun dan
berakhir pada saat individu matang secara seksual sampai mencapai usia matang
secara hukum. Masa ini dikenal sebagai periode peralihan, dimana individu
mencari identitas atau sering juga disebut sebagai masa tidak realistis dan masa
ambang dewasa. Akibat perubahan dan peralihan, remaja bersikap ambivalen yaitu disuatu pihak ingin diperlakukan
sebagai anak kecil, namun dipihak lain ingin diperlakukan dan diakui sebagai
orang dewasa meski segala kebutuhan masih minta dipenuhi oleh orang tuanya.
Perubahan yang bersifat universal yang terjadi pada
remaja baik fisik, perilaku, sikap dan keadaan fisiknya diantaranya:
1) Meningkatkan
emosi yang biasanya berhubungan dengan perubahan fisik.
2) Perubahan
bentuk tubuh, minat dan peran yang diharapkan oleh kelompok sosialnya.
3) Dengan
perubahan minat dan perilakunya, maka nilai juga berubah. Apa yang dianggap
penting pada masa kanak-kanak sudah tidak dianggappenting lagi.
4) Umumnya
remaja bersifat ambivalen terhadap setiap perubahan, karena mereka menuntut dan
menginginkan kehebatan, tetapi pada saat yang bersamaan ia sering takut dengan resiko dan tanggung
jawab yang harus dipikulnya.
Ciri-ciri
masa remaja
1)
Masa remeja sebagai masa mencari
identitas yaitu mereka mulai mendambakan identitas diri dan tidak puas lagi
sama dengan teman-temanya dalam segala hal.
2)
Masa remaja sebagai ambang dewasa yaitu
remaja mulai memusatkan diri pada perilaku yang dihubungkan dengan ststus
dewas. Misalnya; merokok, minum minuman keras, menggunakan obat obatan dan
terlibat dalam perbuatan seks. Mereka menganggap perilaku ini akan memberikan
citra yang mereka inginkan.
3)
Masa remaja adalah salah satu periode
yang penting dalam proses perubahan baik dalam pengertian pertumbuhan maupun
perkembanagan yang terjadi secara cepat.
4)
Masa remaja sebagai usia bermasalah
sepanjang kanak-kanak masalahnya sebagian diselesaikan oleh orang tua dan guru
–guru, sehingga kebanyakan remaja tidak berpengalaman dalam mengatasi masalah.
Remaja merasa diri sendiri, sehingga meraka ingin mengatasi masalahnya sendiri,
menolak bentuk orang tua dan guru-guru.
B.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan
Dalam menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan , para ahli berbeda pendapat karena sudut pandang yang mereka
gunakan tidak sama. Pendapat itu
digolongkan kedalam 3 macam, yaitu:
1) Aliran
Nativisme
Perkembangan individu semata-mata ditentukan oleh
faktor-faktor yang dibawa sejak lahir (natus artinyalahir), tokohnya adalah
Sescartes, Lombroso dll. Contohnya: jika orang tua pintar dalam komputer maka
anak pinter komputer. Aliran ini sudah tidak terlalu berpengaruh.
2) Aliran
Empirisme
Aliran ini kebalikan dari aliran nativisme.
Perkembangan itu semata-mata bergantung pada faktor lingkungan, sedangkan
keturunan tidak berperan sama sekali. Tokoh utamanya: Jhon Locke, doktrin yang
terkenal adalah “tabula rasa” bahasa
latin yang artinya batu tulis kosong atau lembaran kosong. Menekan pada arti
penting pengalaman, lingkungan dan pendidikan. Contohnya: anak orang kaya atau
orang pandai mengecewakanorang tuanya karena kurang berhasil didalam belajar
walaupun fasilitas-fasilitas sangat luas, sedangkan anak orang miskin atau
kurang mampu sangat berhasil dalam belajar, walaupun fasilitas yang mereka
perlukan sangat jauh dari mencukupi. Jadi aliran empirisme tidak tahan uji.
3) Aliran
Konvergensi
Didalam perkembangan individu baukdasar atau bawaan
maupun lingkungan memainkan peran penting. Bakat yang sudah ada di dalam
masing-masing individu, perlu adanya lingkungan yang sesuai supaya dapat berkembang
dengan baik. Contohnya: manusia mempunyai kaki untuk berdiri tegak jika dia
berada di lingkungan manusia, akan tetapi jika dia di asuh oleh srigala
kemungkinan dia akan berdiri seperti srigala.
C.
Fase-fase perkembangan peserta didik
berdasarkan para ilmuan
1).
Aristoteles (384-322 SM)
Beliau membagi mas perkembangan selama 21
tahun dalam 3 septenia (3periode kali 7 tahun) yang dibatasi oleh 2 gejala
alamiah yang penting, yaitu munculnya gigi dan munculnya gejala-gejala
pubertas. Hal ini berdasarkan pada paralelitas perkembangan jasmaniah dengan
perkembangan jiwa anak. Pembagian ini meliputi:
·
0-7 tahun, disebut sebagai masa kecil,
masa bermain.
·
7-14 tahun, disebut masa anak-anak, masa
belajar atau masa sekolah
·
14-21 tahun, disebut masa remaja atau
pubertas, masa peralihan dari anak menjadi orang dewasa.
2).
Prof. Kohnstamm
Dalam
bukunya “persoonlijkheidin wording” membagi perkembangan kedalam beberapa fase
sebagai berikut:
¨ Masa
bayi atau masa vital
¨ Masa
anak kecil, masa esthetis
¨ Masa
anak sekolah, masa intelektual
¨ Masa
pubertas dan adolensasi, masa sosial
¨ Manusia
yang sudah matang
Menurut kohnstamm, manusia selalu dalam proses
perkembangan, ia tidak akan pernah selesai walaupun bertambahnya usia.
3).
Johan Amos Comenius (1592-1671)
Dalam bukunya “didactica magna” menitik beratkan
aspek pengajaran dari proses pendidikan dan perkembangan anak. Comenius membagi
periode perkembangan sebagai berikut:
¨ 0-6
tahun, periode sekolah-ibu, semua usaha bimbingan-pendidikan berlangsung
ditengah keluarga, terutama ibu
¨ 6-12
tahun,periode sekolah-bahasa-ibu. Anak baru mampu menghayati setiap pengalaman
dengan pengertian bahasa sendiri atau bahasa ibu. Bahasa ibudigunakan untuk
berkomunikasi dengan orang lain untuk mendapatkan impresi dari luar berupa
pengaruh, sugesti, serta transmisi kulturil (pengoperan nilai-nilai kebudayaan)
dari orang dewasa
¨ 12-18
tahun, periode sekolah-latin. Anak mulai diajarkan bahasa latin atau bahasa
kebudayaan, agar anak bisa mencapai taraf beradab dan berbudaya.
¨ 18-24
tahun, periode universitas. Anak mudah mengalami proses pembudayaan dengan
menghayati nilai-nilai ilmiah dan mempelajari bermacam-macam ilmu pengetahuan.
Daftar pustaka
http://ekanataliasukirnoputri.blogspot.com/2013/06/fase-fase-perkembangan-peserta-didik,html
diases pada tanggal 20 september 2016 pukul 22.30 wib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar