Jumat, 16 Desember 2016



PERSUASI dan PENGUBAHAN PERILAKU MAD’U
Makalah
Mata Kuliah : Psikologi Dakwah
Dosen Pengampu : Dr. H. Machasin, M.Si.


Disusun Oleh :
Dhea Rivanti Cahyani             (1501016102)
Firkhaturrahma                        (1501016103)
Siti Ulfa Umi Masruroh          (1501016104)



FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2016

       I.            PENDAHULUAN
Globalisasi yang dipicu oleh kemajuan teknologi komunikasi telah menyentuh semua segi kehidupan manusia. Bahkan semua aspek kehidupan manusia itu dipengaruhi oleh arus informasi yang diterima dari media komunikasi, yang pada gilirannya mengendalikan dan membentuk perilaku mereka. Gaya hidup, selera hidup, nilai dan norma kehidupan manusia benar-benar telah dibentuk oleh informasi yang dipancarkan oleh televisi, radio, internet dan berbagai sarana komunikasi yang lain. sikap dan gaya hidup manusia terbentuk dan berubah oleh dampak informasi komunikasi tersebut, termasuk kehidupan sosial dan keagamaan umat manusia. Dampak kemajuan teknologi tersebut memang ada kalanya bersifat positif dan ada kalanya bahkan lebih besar berdampak negatif.
Dalam hubungan dakwah islam, persolan yang sangat perlu dibahas adalah bagaimana tentang pengubahan perilaku mad’u sehingga keberadaan dakwah berperan sebagai agent of social change. Pembahasan mengenai perilaku mad’u itu selalu difokuskan pada cara-cara memanipulasi perubahan perilaku yang dikehendaki. Dasar untuk memanipulasi aspek personal disandarkan pada pemahaman mengenai pengubahan pola pikir, perasaan dan sikap yang memungkinkan mempengaruhi proses perubahan perilaku mad’u. Menurut Teori Kelman, untuk merubah sikap dan perilaku dapat ditempuh dengan tiga proses, yaitu kesediaan, identifikasi dan internalisasi.
Adapun pendekatan persuasi dalam upaya merubah sikap dan perilaku seseorang atau sekelompok orang, yaitu pendekatan tradisional, pendekatan kognitif, dan pendekatan belajar pesan. Yang mana akan dibahas dalam makalah ini.

    II.            RUMUSAN MASALAH
1.      Apa pengertian persuasi pengubahan mad’u?
2.      Apa saja pendekatan dalam persuasi pengubahan mad’u?

 III.            PEMBAHASAN
A.    Pengertian Persuasi pengubahan mad’u
Persuasi adalah satu cara untuk merubah sikap dan perilaku seseorang atau sekelompok orang melalui penyampaian informasi tertentu. Dalam perspektif dakwah, persuasi merupakan salah satu cara merubah perilaku mad’u dengan memberikan informasi tentang ajaran agama islam ke dalam pikiran dan perasaan mad’u. Informasi atau pesan yang disampaikan melalui tabligh itu dimaksudkan untuk menimbulkan pemahaman dan kesadaran mad’u sehingga membuka peluang terjadinya perubahan sikap dan perilaku yang diinginkan.
B.     Pendekatan Persuasi Mad’u
Ada beberapa pendekatan persuasi dalam upaya merubah sikap dan perilaku seseorang atau sekelompok orang yaitu :
1.      Persuasi dengan pendekatan tradisional
Pendekatan ini berorientasi pada unsur pesan, penyampaian atau pembawa dan penerima pesan. Adapun unsur-unsur tersebut adalah da’i, mad’u dan maddatud dakwah. Peran unsur disisni secara umum tidak seimbang dan yang paling dominan perannya adalah da’i. Karena pada hal ini da’i merupakan unsur yang hendak merubah perilaku, sedangkan mad’u merupakan unsur yang hendak dirubah sesuai dengan maddatud da’wah yang ditablighkan oleh da’i. Ketidak seimbangan peran antara unsur-unsur tersebut secara realistik dapat dilihat tentang bagaimana peran Nabi Muhammad ketika mendakwahkan Risalah Allah. Oleh karena itu tidak aneh dalam rangkuman Baron dan Byrne tersebut tampak bahwa unsur manusia yang memberikan persuasi-seperti da’i, khotib, komunikator, penyuluh dll. Lebih dominan dari pada materi yang disampaikan. Kebenaran pesan yang disampaikan itupun lebih efektif jika tidak tampak sebagai suatu manipulasi pengubahan perilaku, tetapi akan lebih baik jika pesan yang disampaikan itu diperkaya dengan dengan pembangkitan emosi penerima persuasi. Pengubahan perilaku mad’u dalam dakwah banyak bergantung pada kompetensi da’i, baik kemampuan dan penguasaan ajaran agama (sebagai sumber pesan) maupun kemampuan persuasifnya.
2.      Persuasi dengan pendekatan Teori Kognitif
Dalam pendekatan teori kognitif, persuasi selalu mepertanyakan tentang apa yang menentukan sehingga seseorang atau sekelompok orang dapat diajak. Oleh karena itu persuasi dengan pendekatan ini lebih memusatkan perhatian pada analisis respon kognitif, suatu upaya memahami tentang:
a.       Apa yang difikirkan orang ketika menerima stimulus.
b.      Bagaimana pikiran serta proses kognisi menentukan perubahan sikap dan perilaku serta sejauh mana perubahan.
Menurut psikolog, ketika seseorang atau sekelompok menerima stimulus persuasif, maka yang mereka pikirkan adalah argumentasi yang terkandung dalam persuasi tersebut. Hal inilah yang pada akhirnya mempengaruhi penerimaan atau penolakan pesan yang disampaikan. Pemikiran disini bukanlah pemikiran yang mendalam dengan analisis tertentu tetapi lebih pada urgensi dan relevansi pesan itu bagi kepentingan penerima. Jika argumentasi pesan dapat diterima dengan meyakinkan, ada kecenderunagn persuasi akan merubah sikap dan perilaku mad’u. Sebaliknya, jika argumentasi dari pesan persuasi tidak mampu meyakinkan maka kecil kemungkinan terjadi perubahan sikap dan perilaku mad’u. Pesan persuasi akan dinilai relevan dan penting oleh penerima persuasi jika pesan yang disampaikan berkaitan erat dengan nilai dasar bagi diri seseorang atau mengandung akibat yang ringan.
Pendekatan menggunakan teori kognitif ini sudah baranf tentu muatan pesan yang disampaikan menggugah fikiran mad’u. Risalah Allah dan Rasul sebagai sumber pesan dakwah yang ditablighkan harus menumbuhkan respon kognitif bagi mad’u yang berarti pesan dakwah yang diterima mad’u menumbuhkan pemikiran yang urgent bagi kehidupan mad’u, disamping disajikan dengan argumentasi yang logis rasional.
Tidak berbeda dengan pendekatan tradisional, unsur yang terlibat dalam dakwah islam itu adalah da’i, maddatud dakwah, mad’u. Unsur da’i dan maddah tetap menjadi sangat dominan bagi pengubahan perilaku mad’u. Jika maddatud dakwah itu merupakan sesuatu yang sangat penting dan disampaikan dengan jelas oleh da’i yang cerdas dan kompeten, ada kecederungan mad’u bersedia mengurbankan potensi dirinya memenuh dakwahnya.
3.      Persuasi Dengan Pendekatan Belajar Pesan
Persuasi dengan pendekatan ini menyatakan bahwa proses yang paling besar dalam pengubahan sikap dan perilaku adalah atensi, pemahaman, penerimaan dan retensi, sedangkan variabel yang mempengaruhi adalah sumber pesan, pesan itu sendiri, target atau orang yang dikap dan perilakunya hendak dirubah serta saluran yang digunakan dalam penyampaian pesan. Perbedaan dengan model yang lain terletak pada pentingnya saluran digunakan untuk penyampaian pesan, seperti media visual, auditif atau media audio-visual.
Dalam perspektif dakwah Islam, pendekatan belajar pesan tersebut secara aplikatif sudah diterapkan dalam proses dakwah, baik dalam hubungannya dengan unsur yang berusaha mengubah perilaku keagamaan orang, unsur yang hendak diubah dengan target perubahan yang diinginkan serta media yang digunakan untuk menghantarkan penyampaian pesan.
a.       Unsur Pengubah Perilaku Mad’u
1)      Da’i sumber pesan pengubah perilaku.
Efeltivitas da’i sebgai sumber pesan dalam berdakwah banyak dipengaruhi oleh kredibilitas, daya tarik dan kekuatan yang dimiliki da’i. Kredibilitas pada umumnya dicirikan oleh keahlian dan kepercayaan yang diberikan oh mad’u. Dalam hubungannya dengan kredibilitas, da’i akan berperan efektif jika memiliki pengetahuan atau kompetensi mengenai hal yang disampaikan dalam dakwahnya. Hal ini terutama jika mad’u itu dimotivasi oleh keinginan mencari kebenaran atau pengetahuan yang bersumber dari ajaran agama. Disisi lain kredibilitas da’i juga akan menjadikan sebagai orang yang dipercayai oleh mad’u, meskipun efek kredibilitas itu sendiri tidak bertahan lama.
Proses psikologi pengubahan perilaku mad’u yang lain adalah daya tarik da’i. Daya tarik biasanya dibentuk oleh faktor tertentu, seperti kemiripan dengan tokoh yang diidolakan mad’u, gaya dan bentuk tablighnya dan lain sebagainya dimana mempengaruhi terhadap efektivitas persuasi. Kelma menyebut proses pengubahan perilaku yang disebabkan oleh daya tarik tertentu sebagai compliance, kesediaan orang menerima perubahan karena ingin memelihara reaksi positif dengan pihak lain.
Proses psikologi dalam pengubahan perilaku mad’u adalah kekuatan yang dimiliki da’i. Proses persuasi yang disadari oleh faktor ini mampu mengubah perilaku mad’u tetapi perubahan itu tidak pada aspek kognitif dan emosional. Perubahan perilaku mad’u pada umumnya hanya menghindari akibat yang tidak diinginkan atau tidak menyenangkan. Hal ini bisa dilihat proses indoktrinasi politik keagamaan, seperti motivasi mad’u untuk berjihad memerangi orang kafir.
2)      Maddatud Dakwah, Materi Pengubah Perilaku
Isi pesan dakwah adalah risalah Allah dan RasulNya. Isi pesan tersebut wajib untuk disampaikan da’i kepada mad’u, baik mereka yang sudah beriman maupun yang belum, yang sudah memeluk agama islam dan menjalankan peribadatan maupun yang belum.Kebenaran yang diajarkan dalam Al-Qur’an dan Sunnah disanggah dan da’i yang menyampaikan dimusuhi. Bagaimana supaya maddatud dakwah yang bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah bisa diterima oleh mad’u? Bagaimana maddatud dakwah itu bisa menjadi persuasi pengubah mad’u? Untuk menjawab pertanyaan tersebut perlu dilakukan penelitian yang mendalam dan komprehensip karena kebenaran wahyu yang disampaikan oleh seorang Rasulullah sekalipun bayak menolak.
Pada dasarnya penyampaian maddatud dakwah itu akan efektif mempersuasi perubahan perilaku mad’u apabila:
1.      Maddatud dakwah memotiviasi kesadaran mad’u untuk merubah sikap dan perilakunya.
2.      Maddatud dakwah  atau isi pesan dakwah itu penekanannya bersifat rewardness atau punisment sehingga dapat mempengaruhi perubahan sikap dan perilaku mad’u yang menerima isi pesan yang disampaikan dalam dakwah.
3.      Maddatud dakwah bersifat emosional atau rasional atau uswah.
4.      Maddatud dakwah yang relevan dengan kepentingan sikap dan keperilaku mad’u memungkinkan menjadi perhatian dan diterima mad’u.
Efektivitas maddatud dakwah dalam mempersuasi pengubahan sikap danperilaku mad’u tersebut sudah baran tentu harus disesuaikan dengan subyek yang dihadapi.
b.      Unsur Target, Mad’u yang Hendak diubah
Setiap individu memiliki perbedaan yang mencakup berbagai dimensi kepribadian. Perbedaan kepribadian itu dipengaruhi oleh kecerdasan pikirannta, pendidikannya, jenis kelamin, pekerjaan dan lainnya.
Beberapa hasil penelitian psikologi memberikan gambaran jawaban atas petanyaan-pertanyaan tersebut:
1.      Individu yang hatinya sedang gembira akan lebih mudah dikenai persuasi.
2.      Pada usia tertentu manusia mengalami kerawanan terhadap persuasi.
3.      Individu yang memiliki harga diri tinggi lebih sulit menerima persuasi karena keteguhan pendirian, memandang dirinya sebagai orang yang kompeten, lebih dari pemberi itu sendiri.
4.      Intelegensi seseorang mempuyai pengaruh yang berbeda terhadap proses pemahaman isi dan penerima persuasi.
Sejalan dengan perbedaan mad’u tersebut maka persuasi dakwah perlu menyusun target yang sistematik berdasarkan:
1.      Perbedaan tingkat usia mad’u karena perbedaan tersebut mempengaruhi kerawanan, kepekaan dan keteguhan mad’u terhadap persuasi dakwah yang disampaikan.
2.      Perbedaan jenis kelamin mad’u.
3.      Perbedaan kondisi kejiwaan mad’u
4.      Perbedaan harga diri mad’u.
5.      Perbedaan intelegensi dan pendidikan mad’u.
c.       Unsur media atau saluran penyampaian pesan.
Siapapun orang mesti meyadaru bahwa mesia tau saluran penyampaian pesan itu sangat besar efeknya bagi pengubahan dan pembentukan sikap dan perilaku manusia. Besarnya efek media itu berbeda antara media visual, auditif dan audio visual. Steven H. Chaffee menyatakan efek media itu adalah efek ekonomi, efek sosial, efek pada penjadwalan kegiatan, efek pada penyaluran/penghilangan perasaan tertentu dan efek pada perasaan orang terhadap media. Sedangkan Joseph Klapper yang meneliti efek media massa dalam hubungannya dengan pembentukan dan perubahan sikap menyimpulkan bahwa:
1.      Media komunikasi berfungsi memperkokoh sikap dan pendapat, walaupun kadang-kadang berfungsi sebagai media pengubah.
2.      Komunikasi massa menimbulkan perubahan sikap, perubahan kecil pada intensitas sikap lebih umum terjadi dari pada konversi dari satu sisi masalah ke sisi yang lain.
3.      Komunikasi massa cukup efektif dalam mengubah sikap pada bidang-bidang dimana pendapat orang  lemah.
4.      Komunikasi massa cukup efektif dalam menciptakan pendapat tentang masalah-masalah baru bila tidak ada predisposisi yang harus diperteguh.
Meskipun media komunikasi hanya merupakan pendukung bagi proses penyampaian pesan termasuk dakwah islam tetapi karena efeknya sangat besar bagi pengubahan sikap  dan perilaku seseorang atau kelompok maka keberadaannya tidak boleh diabaikan. Bahkan efeknya lebih menentukan keberhasilan persuasi dakwah dalam upaya mempengaruhi pola pikir, sikap dan perasaan keagamaan mad’u yang pada gilirannya mengubah perilaku mereka sesuai dengan maddatud dakwah yang disampaikan.[1]













KESIMPULAN
Persuasi adalah satu cara untuk merubah sikap dan perilaku seseorang atau sekelompok orang melalui penyampaian informasi tertentu. Dalam perspektif dakwah, persuasi merupakan salah satu cara merubah perilaku mad’u dengan memberikan informasi tentang ajaran agama islam ke dalam pikiran dan perasaan mad’u. Informasi atau pesan yang disampaikan melalui tabligh itu dimaksudkan untuk menimbulkan pemahaman dan kesadaran mad’u sehingga membuka peluang terjadinya perubahan sikap dan perilaku yang diinginkan.
Adapun pendekatan persuasi dalam upaya merubah sikap dan perilaku seseorang atau sekelompok orang, yaitu pendekatan tradisional, pendekatan kognitif, dan pendekatan belajar pesan. Yang mana akan dibahas dalam makalah ini.
Pendekatan tradisional berorientasi pada unsur pesan, penyampaian atau pembawa dan penerima pesan. Dalam pendekatan teori kognitif, persuasi selalu mepertanyakan tentang apa yang menentukan sehingga seseorang atau sekelompok orang dapat diajak. Persuasi dengan pendekatan belajar pesan menyatakan bahwa proses yang paling besar dalam pengubahan sikap dan perilaku adalah atensi, pemahaman, penerimaan dan retensi, sedangkan variabel yang mempengaruhi adalah sumber pesan, pesan itu sendiri, target atau orang yang dikap dan perilakunya hendak dirubah serta saluran yang digunakan dalam penyampaian pesan.











DAFTAR PUSTAKA
Machasin, 2015, Psikologi Dakwah, Semarang, CV Karya Abadi Jaya.


[1] Machasin, Psikologi dakwah, (Semarang: CV. Karya Abadi Jaya, 2015), hlm 120-134

Tidak ada komentar:

Posting Komentar